15 February 2014

Kisah Sukses Pendiri Primagama


 photo Purdi_e_zpsee90814f.jpg

Purdi E. Chandra lahir di Lampung, 9 September 1959. Adalah salah seorang pengusaha Indonesia, pendiri Lembaga Bimbingan Belajar Primagama yang hanya berbekal ijazah SMA. Purdi yang penuh cita–cita dan idealisme ini nekad meninggalkan bangku kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di UGM dan IKIP Yogyakarta dan mulai serius untuk berbisnis. Ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita.

Purdi E. Chandra juga merupakan pendiri dari Entrepreneur University. Purdi E Chandra sekarang membawahi 23 unit usaha di primagama meliputi bimbingan belajar 680 cabang di seluruh indonesia, pendidikan formal dan nonformal, percetakan, rumah makan, Tour & Travel, Tiketing dan lain-lain. Penghargaan yang pernah diterima Purdi antara lain : MURI, ISCA, ISMBEA, Entrepreneur of the year 2003, Best Franchise, Superbrand dan penghargaan sebagai pembicara di beberapa seminar wirausaha.

Walaupun kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Purdi tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY.

Untuk jadi seorang entrepreneur sejati, tidak perlu IP tinggi, ijazah sarjana, apalagi modal uang. “Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Pakai ilmu street smart saja,” ungkap Purdi. Menurutnya, kemampuan otak kanan yang kreatif dan inovatif saja sudah memadai. Banyak orang ragu berbisnis cuma gara-gara terlalu pintar. Sebaliknya, orang yang oleh guru-guru formal dianggap bodoh karena nilainya jelek, justru melejit jadi wirausahawan sukses.

Semua kesuksesan Purdi diawali dari keberanian mengambil risiko. Kini Purdi lebih banyak menulis dan menularkan ilmu tentang entrepreneurship. Bagi Purdi, entrepreneur sukses pastilah bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Namun, itu saja tidak cukup berarti bagi bangsa ini. “Saya memimpikan bisa melahirkan banyak lagi pengusaha-pengusaha. Dengan demikian, makin banyak pula lapangan kerja diciptakan. Itulah Mega Entrepreneur,” ungkap Purdi.

Menurut Purdi, mungkin ada kesalahan dalam sistem pendidikan di Indonesia, kebanyakan orang lulus sarjana baru cari kerja. Jadi pengusaha itu mungkin malah bagi orang-orang yang kepepet saja. Yang tidak diterima di mana-mana, baru dia sadar dan bikin usaha sendiri. Mestinya, kesadaran seperti ini bisa untuk orang-orang yang tidak kepepet. Alasannya, kalau mau usaha harus ada modal, punya ketrampilan. Padahal tidak harus begitu. Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Ibaratnya kalau kita punya ijazah pun, tidak usah dipikirin. Saya dulu tak tergantung dengan selembar kertas itu. Sekarang mau dijaminkan di bank juga tidak bisa. Hanya buat senang-senang saja kalau sudah sarjana.

Cerdas di jalanan. Ada academic smart atau school smart. Tapi street smart itu cerdas dengan praktek. Jadi begini, kalau kita punya pengetahuan dengan benar, pengetahuan itu kan akademik. Kita tidak strong, gugur! Kita tidak akan bisa. Kita tidak akan bisa benar. Waktu SD itu ada bacaan-bacaan begini; “Ibu pergi ke pasar membeli sayur.” Kok tidak yang menjual sayur saja?

Dari Cerita sukses Purdi E Chandra, semoga bisa kita petik sebuah pembelajaran bahwa, orang sukses memulai bisnis dari potensi yang ada di sekitar mereka, bahkan mereka cendrung memulai bisnis tanpa modal.

sumber : www.purdiechandra.com


ARTIKEL TERKAIT:

0 komentar:

Post a Comment

Tulis komentar sobat

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2013 Wirausaha Impian | Design by BLog BamZ