15 March 2014

Usaha Warung Angkringan Nasi Kucing



Warung angkringan adalah konsep usaha kuliner dengan nuansah berkesan murah. Menu utamanya adalah nasi kucing, disebut nasi kucing karena ukuran porsi nasinya memang seukuran makan untuk kucing (1/3 ukuran porsi nasi untuk makan normal) ditambah dengan lauk dan sambal seukuran ujung jari, harganyapun hanya antara Rp. 2.000 – Rp. 3.000.

Bagi sebagian orang yang merasa lapar tapi tak punya banyak uang, maka angkringanlah salah satu alternatifnya, bagaimana tidak, angkringan menyediakan berbagai makanan dan minuman khas jawa selain nasi kucing tadi ada menu tambahan seperti sate usus, sate telur puyuh, tempe mendoan, tahu dan tempe bacem, tempe bakar dan sebagainya dengan harga sekitar Rp.1.000. Semula warung angkringan ini untuk membidik para mahasiswa yang merantau kuliah di Jogjakarta, serta para buruh-buruh pabrik dengan upah yang kecil. Tapi kini wajah warung angkringan selain untuk tujuan ngirit uang makan angkringan juga pas dijadikan sbg tempat jajanan wisata kuliner malam hari.

Warung angkringan identik dengan kota Jogjakarta. Sejarah warung angkringan di Jogja merupakan sebuah romantisme perjuangan menaklukan kemiskinan. Warung angkringan di Jogjakarta dipelopori oleh seorang pendatang dari Cawas, Klaten bernama Mbah Pairo pada tahun 1950-an. Cawas yang secara adminstratif termasuk wilayah Klaten Jawa Tengah merupakan daerah tandus terutama di musim kemarau. Tidak adanya lahan subur yang bisa diandalkan untuk menyambung hidup, membuat Mbah Pairo mengadu nasib ke kota Jogjakarta.

Pionir angkringan di Jogjakarta adalah mbah Pairo. Pada tahun 1969 usaha angkringan Mbah Pairo ini kemudian diwarisi oleh putranya yakni Lik Man yang kini menempati sebelah utara Stasiun Tugu. Seiring bergulirnya waktu, lambat laun bisnis ini kemudian menjamur hingga pada saat ini sangat mudah menemukan angkringan di setiap sudut Kota Jogja. Angkringan Lik Man pun konon menjadi yang paling dikenal di seluruh Jogja, bahkan di luar Jogja.

Walapun terhitung usaha kecil, namun warung angkringan bisa menjadi alternatif usaha dengan pendapatan yang cukup menggiurkan. Untuk usaha warung angkringan yang sudah berkembang, pendapatan perbulannya bisa mencapai puluhan juta.

Salah satu kunci kesuksesan jika Anda ingin membangun usaha ini adalah pemilihan lokasi, karena lokasi ini bisa mempengaruhi dari minat pembeli di sekitarnya. Di Jogja dan Solo, lokasi yang paling sering dipilih untuk membuka warung angkringan antara lain adalah tempat mangkal ojek, taksi, becak, daerah kost – kostan, sekitar kampus-kampus, ruko – ruko, dekat dengan supermarket atau mall, pinggir jalan raya yang rame dan daerah pertokoan. Lokasi – lokasi tersebut biasanya yang bisa menghadirkan pembeli lebih banyak.

Bagi Anda yang ingin memulai usaha dengan memiliki modal usaha kecil – kecilan, warung makan angkringan ini bisa menjadi salah satu alternatif usaha. Yang harus anda lakukan terlebih dahulu sebelum memulai usaha ini adalah melakukan survey lokasi di daerah anda. Setelah itu, anda mencari partner yang tepat untuk usaha angkringan agar bisa mensuplay nasi dengan lauk oseng tempe atau sambal ikan teri, serta macam – macam gorengan dll. Jika tidak ada yang menjadi suplier, anda bisa membuatnya sendiri dengan skala kecil – kecilan. Bahkan anda bisa menjadi suplier bahan baku tersebut, untuk dipasarkan pedagang lainnya. Jika ingin lebih professional lagi dalam menjalani usaha ini, Anda dapat mewaralabakan usaha angkringan Anda.

Sebagai rujukan, berikut ini Saya berikan tiga contoh usaha warung angkringan yang sukses dengan konsep kemitraan (waralaba).
  • Nasi Kucing 78. Uasa angkringan ini masih tetap melesat sampai saat ini, pemilik angkringan ini adalah Christian Triangga Bayu dari Bekasi ini sudah memiliki 90 gerai. Artinya, ada tambahan 30 cabang baru dalam waktu kurang dari setahun terakhir. Dengan omzet keuntungan puluhan juta sebulan.
  • Angkringan Ki Asem. Merupakan warung berbentuk gerobak dengan tenda terpal atau plastik. Bisnis ini didirikan Sartono Suwarno di Bekasi sejak 2007. Ki Asem memiliki 14 gerai yang tersebar di Bekasi dan Jakarta. Rinciannya, sembilan gerai milik sendiri, dan lima milik mitra. Dengan omzet keuntungan puluhan juta sebulan.
  • Angkringan Fatmawati. Warung lesehan yang didirikan Handayani pada Juni 2006 ini, mengalami pasang surut jumlah gerai. Hingga dua tahun silam, sudah ada empat gerai Angkringan Fatmawati, termasuk 1 milik pusat. Seluruhnya berlokasi di Jakarta.



ARTIKEL TERKAIT:

0 komentar:

Post a Comment

Tulis komentar sobat

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2013 Wirausaha Impian | Design by BLog BamZ