03 October 2013

Kisah Sukses Cak Eko Dengan Bakso Malang Kota


 photo bakso_cak_eko.jpg

Nama lengkapnya adalah Henky Eko Sriyantono, akrab dipanggil cak Eko. Ia tamat sekolah Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, tahun 1992-1996, dan melanjutkan ke Teknik Sipil Manajemen Proyek Universitas Indonesia pada tahun 2002-2003.

Perjalanan Bisnis Cak Eko
Bisnis pertama cak Eko adalah jual beli handphone second, tetapi hanya bertahan beberapa bulan saja. Bisnis keduanya yang dijalani adalah Multi Level Marketing (MLM) namun hanya bertahan 5 bulan, Henky Eko memutuskan untuk keluar dari bisnis ini karena tidak mendapatkan downline. Tahun 1999 ia bekerja sama dengan 7 orang temannya untuk budidaya tanaman jahe gajah namun gagal panen dan hanya menyisakan uang Rp 16 juta saja.

Tahun 2000, cak Eko memutuskan untuk menjual produk kerajinan kulit seperti tas dan dompet dari sentra kerajinan kulit Tanggulangin, Sidoarjo. Modal bisnis yang Ia keluarkan Rp 13 juta yang didapat dari sisa uang saku perjalannya ke Jepang, hasil dari terpilihnya artikel teknik buatan Cak Eko di suatu sayembara penulisan artikel teknik. Namun bisnis ini hanya bertahan setahun saja, meskipun barang telah memasuki sejumlah butik di mal di Jakarta, Cak Eko harus mengikuti sistem yang berlaku di kebanyakan butik, yaitu sistem konsinyasi. Sistem ini menjadi persoalan tersendiri bagi Cak Eko yang memiliki keterbatasan modal sehingga Ia memutuskan untuk menghentikan bisnis ini.

Mendirikan Bakso Cak Eko
Awal munculnya ide mendirikan bakso malang "Cak Eko" adalah saat melihat sebuah kedai bakso yang ramai pengunjung di Bandara Soekarno Hatta Jakarta pada awal 2006 lalu, ia tertarik untuk berbisnis serupa. Ia membulatkan tekadnya untuk membuka sebuah warung Bakso Malang, khas Jawa Timur, yang tak lain adalah daerah asalnya. Bahkan dia pun harus sampai berguru meracik Bakso Malang hingga Surabaya untuk mendapat komposisi rasa yang pas. Dan selama tiga bulan dia mencoba mengamati pasar dan juga mengujicobakan resepnya kepada teman-temannya.

Dengan modal Rp 2,5 Juta, Ia pun akhirnya berhasil membuka warung Bakso Malang pertamanya di sebuah foodcourt di Bekasi pada Maret 2006. Tujuh bulan setelah warung bakso pertamanya buka di Bekasi, keuntungan yang diperolehnya dipakai untuk membuka gerai kedua di Tamini Square pada Oktober 2006 lalu.

Adapun ide untuk mewaralabakan warung baksonya berawal ketika terinspirasi untuk menulis pengalamannya ke sepuluh media massa untuk mendapatkan mitra yang bisa memajukan usahanya. Cara ini mendatangkan hasil, dengan keyakinan pada kekuatan brand Cak Eko, Ia kebanjiran respon positif dari banyak kalangan. Mereka menawarkan kerja sama untuk menjalankan waralaba (franchise) Bakso Malang Cak Eko di daerahnya masing-masing. Saat ini kedai baksonya telah diwaralabakan dengan prospek yang menguntungkan. Ia sendiri memiliki 4 gerai pribadi antara lain di Bekasi, Tamini Square, Surabaya, dan Sidoarjo.

Dengan komitmen yang dimiliki Cak Eko dalam memperhatikan kualitas produk baksonya, hingga saat ini, waralaba Bakso Malang Kota Cak Eko telah memiliki lebih dari 100 gerai yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi. Omzet penjualan rata-rata di gerainya setiap hari mencapai sekitar Rp5-15 juta. Ia mempekerjakan minimal 4 orang di setiap gerainya. Dengan jumlah gerai sebanyak itu, pendapatan bersihnya bisa mencapai Rp100 juta rupiah per bulan.

Anda dapat menyusul kesuksesan Cak Eko....


ARTIKEL TERKAIT:

0 komentar:

Post a Comment

Tulis komentar sobat

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2013 Wirausaha Impian | Design by BLog BamZ